Pada tanggal 5 hingga 10 November 2024, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SMK Negeri 4 Surabaya mengadakan Pelatihan Asesor Kompetensi dan Recognition of Current Competency (RCC) di Hotel Grand Darmo, Surabaya. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan para guru dalam melakukan asesmen kompetensi serta memahami prosedur RCC. Pelatihan ini diikuti oleh para guru dari berbagai SMK di Indonesia, bukan hanya dari SMK Negeri 4 Surabaya, tetapi juga dari SMK Negeri 1 Surabaya, SMK PGRI 3 Sidoarjo, SMK Islam 1 Durenan, SMK Negeri 17 Samarinda, SMK Dr. Soebandi Jember, dan banyak SMK lainnya.
Program pelatihan ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa para guru yang juga berperan sebagai asesor memiliki kompetensi yang sesuai standar untuk melakukan asesmen terhadap keterampilan dan pengetahuan siswa. Pelatihan ini juga bertujuan untuk mempersiapkan guru dalam mengakui dan menilai kompetensi siswa yang diperoleh dari berbagai pengalaman, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berdampak positif bagi pengembangan keterampilan guru, tetapi juga untuk kemajuan kualitas pendidikan kejuruan di Indonesia.
Dalam konteks pendidikan vokasi, kemampuan guru dalam melakukan asesmen kompetensi merupakan salah satu elemen penting untuk memastikan lulusan yang berkualitas dan siap kerja. Asesmen kompetensi dilakukan untuk mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan siswa, sehingga bisa diukur seberapa jauh kemampuan mereka sesuai dengan standar industri. Guru yang berperan sebagai asesor perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang standar kompetensi, metode asesmen yang efektif, serta kemampuan untuk melakukan penilaian secara objektif dan akurat.
Sementara itu, RCC atau Recognition of Current Competency adalah pendekatan asesmen yang bertujuan untuk mengakui keterampilan yang sudah dimiliki. RCC membantu mengidentifikasi dan menilai keterampilan guru yang diperoleh melalui pengalaman kerja, pelatihan informal, atau pengalaman lain di luar sekolah. Dengan adanya RCC, proses asesmen menjadi lebih efisien karena keterampilan yang telah dimiliki dapat diakui tanpa harus melalui pelatihan ulang. Di lingkungan SMK, penerapan RCC sangat bermanfaat, terutama bagi guru yang sudah memiliki pengalaman praktis di bidang tertentu, seperti pengalaman kerja mengasesi atau membuat MUK.
Pelatihan ini diikuti oleh guru-guru dari berbagai SMK di Indonesia, menjadikannya ajang kolaborasi yang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan vokasi di tingkat nasional. Selain guru dari SMK Negeri 4 Surabaya, pelatihan ini juga diikuti oleh guru dari SMK Negeri 1 Surabaya, SMK PGRI 3 Sidoarjo, SMK Islam 1 Durenan, SMK Negeri 17 Samarinda, dan SMK Dr. Soebandi Jember. Kehadiran peserta dari berbagai sekolah ini memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman, ide, dan solusi terkait tantangan asesmen kompetensi di masing-masing sekolah.
Kolaborasi ini menciptakan kesempatan bagi para guru untuk saling belajar, baik dari segi metode asesmen maupun penerapan RCC. Selain itu, pelatihan ini menjadi forum diskusi tentang berbagai pendekatan dan teknik asesmen yang relevan dengan program keahlian di masing-masing SMK. Setiap sekolah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga pengalaman dan wawasan yang dibagikan oleh para peserta menjadi kontribusi penting dalam memperkaya pengetahuan seluruh peserta pelatihan.
Pelatihan ini tidak hanya bermanfaat bagi para guru yang mengikuti, tetapi juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia secara keseluruhan. Kolaborasi antara SMK dari berbagai daerah ini juga diharapkan dapat membangun jaringan yang lebih kuat di antara lembaga pendidikan vokasi, sehingga terjadi sinergi yang positif dalam pengembangan kualitas dan kompetensi lulusan SMK.
Pelatihan Asesor Kompetensi dan RCC ini dirancang dengan materi yang komprehensif dan mendalam yang tentunya sesuai juknis dari BNSP. Para peserta diberikan pemahaman tentang dasar-dasar asesmen kompetensi serta RCC, yang disampaikan oleh para narasumber dan fasilitator berpengalaman. Pada awal pelatihan, peserta diperkenalkan pada konsep asesmen kompetensi, yang meliputi prinsip-prinsip asesmen seperti validitas, reliabilitas, dan objektivitas. Mereka juga dibekali dengan teknik dan metode asesmen yang dapat digunakan di lingkungan SMK, termasuk wawancara, observasi, dan pengujian keterampilan teknis.
Selain itu, dalam sesi RCC, peserta mempelajari bagaimana mengidentifikasi keterampilan yang telah dimiliki. Para guru diajarkan untuk melakukan asesmen RCC yang sesuai dengan prosedur, serta bagaimana merancang tugas asesmen yang relevan dengan standar industri. Materi ini disampaikan dalam bentuk teori dan praktik, sehingga peserta dapat langsung menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam simulasi asesmen di kelas.
Salah satu bagian penting dari pelatihan ini adalah sesi praktik, di mana para peserta berkesempatan untuk melakukan simulasi asesmen dan RCC secara langsung. Dalam sesi ini, peserta bekerja dalam kelompok dan melakukan asesmen terhadap keterampilan yang ditampilkan oleh rekan mereka, dengan menggunakan metode yang telah dipelajari. Simulasi ini bertujuan untuk melatih kemampuan para guru dalam melakukan penilaian yang akurat dan adil, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang penerapan RCC dalam berbagai konteks.
Setelah mengikuti pelatihan ini, para guru diharapkan mampu mengimplementasikan hasil belajar dalam kegiatan asesmen di sekolah masing-masing. Guru-guru dari SMK Negeri 4 Surabaya, SMK Negeri 1 Surabaya, SMK PGRI 3 Sidoarjo, SMK Islam 1 Durenan, SMK Negeri 17 Samarinda, dan SMK Dr. Soebandi Jember akan menjadi pionir dalam mengaplikasikan asesmen kompetensi dan RCC sesuai standar yang telah dipelajari. Implementasi RCC di sekolah-sekolah tersebut akan membantu para guru untuk mendapatkan pengakuan yang layak atas keterampilan yang mereka miliki, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Para guru yang telah mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang mendorong pengembangan kompetensi siswa secara optimal. Dengan memahami teknik RCC, mereka mampu mengidentifikasi keterampilan yang telah dikuasai siswa dan menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan masing-masing. Selain itu, guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan ini juga diharapkan dapat menjadi mentor bagi rekan-rekan mereka di sekolah masing-masing, sehingga teknik asesmen yang telah dipelajari dapat diterapkan secara lebih luas.
Pelatihan ini memberikan manfaat yang signifikan bagi para guru, siswa, dan institusi pendidikan vokasi secara keseluruhan. Bagi guru, pelatihan ini meningkatkan kompetensi mereka dalam melakukan asesmen yang objektif, valid, dan sesuai standar. Keterampilan ini akan membantu mereka untuk memberikan penilaian yang akurat dan dapat diandalkan, sehingga siswa mendapatkan umpan balik yang bermanfaat untuk pengembangan diri mereka.
Dengan RCC, Para guru tidak perlu mengulang pembelajaran yang sudah mereka kuasai, sehingga waktu mereka di sekolah dapat dimanfaatkan dengan lebih efektif untuk mengembangkan keterampilan baru. RCC juga memberikan pengakuan yang adil terhadap keterampilan yang telah mereka peroleh dari pengalaman sebelumnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Bagi institusi seperti SMK Negeri 4 Surabaya dan sekolah-sekolah lain yang mengikuti pelatihan ini, peningkatan kompetensi guru dalam asesmen akan memperkuat kualitas pendidikan vokasi yang diberikan. Sekolah-sekolah ini akan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan yang diakui dan siap bersaing di dunia kerja. Implementasi asesmen kompetensi dan RCC yang baik juga akan membantu sekolah membangun reputasi sebagai lembaga yang profesional dan mampu mencetak lulusan berkualitas.
Pelatihan Asesor Kompetensi dan RCC ini menunjukkan komitmen LSP SMK Negeri 4 Surabaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Dengan melibatkan guru-guru dari berbagai SMK di Indonesia, pelatihan ini menjadi bagian dari langkah besar dalam pengembangan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, pelatihan ini juga memperkuat hubungan antar lembaga pendidikan vokasi, sehingga tercipta jaringan yang solid untuk pengembangan kompetensi siswa dan tenaga pendidik.
KOMENTARI TULISAN INI