SMK Negeri 4 Surabaya kembali menunjukkan komitmennya dalam mendidik generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, sekolah menggelar acara Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Bhinneka Tunggal Ika: Batik Mempersatukan Perbedaan. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh antusiasme dan dihadiri oleh seluruh siswa, guru, serta berbagai pihak eksternal yang turut mendukung.
Pemilihan batik sebagai tema sentral dalam gelar karya ini sangat relevan dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika, semboyan yang mengajarkan tentang persatuan di tengah perbedaan. Batik bukan hanya sekadar kain bermotif, melainkan simbol kebudayaan yang mampu menyatukan berbagai lapisan masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Setiap daerah di Indonesia memiliki motif batiknya masing-masing yang mencerminkan karakteristik dan budaya lokal, namun semuanya tetap dalam satu kesatuan, yaitu batik sebagai warisan budaya bangsa.
Melalui gelar karya ini, SMK Negeri 4 Surabaya ingin menanamkan pemahaman mendalam kepada siswa mengenai pentingnya keberagaman sebagai kekayaan bangsa dan bagaimana batik menjadi salah satu media yang mampu menyatukan perbedaan tersebut. Selain itu, batik juga diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, yang menambah kebanggaan akan identitas bangsa Indonesia.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan membentuk siswa agar memiliki karakter yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, kreatif, beriman, mandiri, dan berkebinekaan global. Dalam konteks tema Bhinneka Tunggal Ika, siswa diajak untuk lebih memahami dan menghayati nilai-nilai keberagaman, serta bagaimana perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu.
Dengan memilih batik sebagai fokus karya, sekolah mendorong siswa untuk menghargai warisan budaya Indonesia sekaligus menanamkan sikap toleransi dan keterbukaan terhadap perbedaan. Kegiatan ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka melalui berbagai karya yang terinspirasi dari motif-motif batik dari berbagai daerah di Indonesia.
Gelar karya ini terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Beberapa di antaranya adalah pameran batik, workshop membuat batik, serta presentasi karya seni yang terinspirasi dari keberagaman batik Nusantara. Setiap siswa, baik dari jurusan Digital Business, Visual Communication Design, maupun jurusan lainnya, memiliki kesempatan untuk menunjukkan hasil karya mereka yang berbasis batik.
Pameran Batik Nusantara:
Dalam pameran ini, siswa mempersembahkan berbagai karya seni batik dari berbagai daerah di Indonesia, seperti batik Solo, batik Pekalongan, batik Madura, hingga batik Papua. Masing-masing motif batik memiliki cerita dan filosofi tersendiri yang menunjukkan betapa kayanya kebudayaan Indonesia. Siswa diajak untuk menjelaskan kepada pengunjung mengenai makna di balik setiap motif batik yang mereka tampilkan, sehingga mereka tidak hanya memamerkan karya, tetapi juga mengedukasi tentang keanekaragaman budaya Nusantara.
Workshop Membuat Batik:
Workshop ini menjadi salah satu kegiatan yang paling dinanti, di mana siswa diberikan kesempatan untuk belajar langsung bagaimana proses pembuatan batik, mulai dari menggambar motif, mencanting, hingga pewarnaan. Dalam workshop ini, para siswa tidak hanya belajar teknik dasar membuat batik, tetapi juga diberi pemahaman bahwa proses ini memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kreativitas. Pengalaman membuat batik secara langsung ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya bangsa.
Presentasi Karya Seni:
Sebagai bagian dari rangkaian acara, siswa juga menampilkan hasil karya mereka berupa desain produk, lukisan, atau instalasi seni yang terinspirasi dari motif-motif batik. Setiap kelompok siswa memberikan presentasi mengenai filosofi dari karya mereka, serta bagaimana karya tersebut mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya dilatih untuk berkreativitas, tetapi juga untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok.
Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengajak siswa memahami bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan filosofi hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia, nilai-nilai toleransi dan saling menghargai menjadi kunci untuk membangun persatuan yang kokoh. Dengan mempelajari dan memahami batik dari berbagai daerah, siswa dapat melihat bagaimana perbedaan bisa menjadi kekuatan, bukan penghalang.
Selain itu, melalui kegiatan ini, siswa juga diajak untuk lebih terbuka terhadap perbedaan dan menghargai keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Batik menjadi simbol yang tepat untuk menunjukkan bahwa meskipun setiap daerah memiliki keunikan tersendiri, semuanya tetap berada dalam satu kesatuan, yaitu Indonesia. Inilah esensi dari Bhinneka Tunggal Ika yang harus terus dijaga dan dipertahankan.
Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini memberikan banyak dampak positif, baik bagi siswa maupun sekolah secara keseluruhan. Bagi siswa, kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang berharga, tetapi juga memperkuat rasa cinta terhadap budaya bangsa serta menanamkan karakter pelajar Pancasila yang menghargai perbedaan dan memiliki sikap toleransi.
Bagi sekolah, kegiatan ini memperkuat citra SMK Negeri 4 Surabaya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter siswa. Dengan melibatkan seluruh siswa dalam gelar karya ini, sekolah menunjukkan komitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila.
Melalui kegiatan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ini, SMK Negeri 4 Surabaya berharap dapat terus menanamkan nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan persatuan kepada para siswanya. Sekolah juga berkomitmen untuk menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan, sehingga siswa dapat terus belajar dan memahami makna Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Kedepannya, sekolah berencana untuk lebih banyak mengadakan kolaborasi dengan komunitas batik lokal, serta melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang mendukung pelestarian budaya. Dengan demikian, siswa tidak hanya akan memahami nilai-nilai Pancasila, tetapi juga turut berperan aktif dalam melestarikan warisan budaya Indonesia, salah satunya melalui batik.
(4) Comments
Zaenal Achmad Basuki
Sabtu, 19 Okt 2024
Hebat, luar biasa dan menginspirasi